Senin, 16 Mei 2011

PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN PADI


  Salam Tani………….Berikut saya mencoba share sedikit mengenai hama tikus alias musuh petani…
 
 
Kepadatan populasi tikus berkaitan dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Serangan terjadi dimulai dari persemaian sampai pada pasca panen.  Pada persemaian sampai tanaman fase vegetatif, populasi tikus umumnya masih rendah dan kepadatan populasi meningkat pada fase generatif
Pada tanaman fase vegetatif kebutuhan gizi tikus jantan belum terpenuhi untuk membuahi tikus betina. Perkembangbiakannya mulai terjadi pada saat primordia dan terus berlangsung pada fase generatif. Tikus jantan siap kawin pada umur 60 hari, sedangkan tikus betina siap kawin pada umur 28 hari. Masa bunting berlangsung 19 – 23 hari. Dua hari setelah kawin tikus betina mampu kawin lagi. Jumlah anak berkisar 2 – 18 ekor/induk/kelahiran
Ü     Kelahiran I              : 6 – 18 ekor/induk
Ü     Kelahiran IIs/dVI    : 6 –   8 ekor/induk
Ü     Kelahiran VII dst     : 2 –   6 ekor/induk
Secara teoritis dari 1 pasang tikus dapat menjadi  ± 2.000 ekor dalam 1 tahun. Pada awal masa perkembangbiakan, tikus hidup secara sendiri – sendiri tetapi pada masa perkembangbiakan tikus hidup berpasangan dan hidup dalam satu liang.
Luas wilayah jelajah tikus pada saat tanaman pada fase generatif (makanan melimpah) jelajahannya pendek (15 – 125 m),
dan pada fase pengolahan tanah sampai akhir vegetatif jelajah harian tikus panjang (100 – 200 m). migrasi tikus bisa mencapai 1 – 2 Km, tetapi bila daya dukung lahan menjamin tikus tidak akan bermigrasi

Pengendalian

Pengendalian tikus sebaiknya mulai dilakukan pada saat dipersemaian. Cara yang biasa dilakukan adalah :
§         Tanam serempak
§         Minimalisasi ukuran pematang & tanggul
Pematang yang sempit (ukurannya) akan mengurangi kesempatan tikus untuk membuat liang. Semakin lebar pematang akan semakin banyak dijumpai liang tikus
§         Sanitasi lingkungan
Lingkungan yang rimbun semak dan rerumputan dapat menjadi tempat persembunyian tikus. Pada saat panen hindari terjadinya penumpukan jerami karena tumpukan tersebut akan menjadi tempat persembunyian dan liang tikus. Berdasarkan pengamatan dilapangan puncak populasi tikus terjadi pada saat 2 – 5 minggu setelah panen
§         Pemamfaatan musuh alami
Tindakan yang dilakukan dengan menjaga kelestarian jenis – jenis musuh alami seperti : kucing, anjing, ular sawah, burung elang dan burung hantu
§         Cara fisik dan mekanik
-         Penggenangan lahan
Pengenangan lahan bertujuan agar liang – liang aktif tikus terndam sehingga anak – anak tikus yang ada didalamnya mati
-         Goproyokan
Membongkar liang tikus, menangkap dan mematikan tikus. Goproyokan akan lebih efektif bila dilakukan secara berkelompok dengan bantuan anjing dan kucing. Agar tidak merusak pertanaman sebaiknya dilakukan pada saat sebelum pertanaman
-         Pemasangan perangkap
Bambu dapat digunakan sebagai perangkap, sesuai dengan sifat tikus yang suka bersembunyi maka tikus akan masuk kedalam perangkap
§         Fumigasi /pengemposan dengan asap beracun
Dilakukan dengan cara menghembuskan asap beracun kedalam liang dan menutupi liang tersebut sehingga tikus yang berada didalamnya akan mati. Pengemposan paling efektif pada saat stadia keluar malai dan pemasakan karena pada saat itu tikus sedang dalam masa berkembang biak dan lebih banyak tinggal didalam lubang
§         Pengumpanan beracun
Pengumpanan dilakukan dengan mencampur umpan dan racun, sesuai dengan sifat tikus yang sangat sensitif atau peka sebaiknya saat memberikan umpan memakai kaos tangan, karena tikus sangat sensitif dengan aroma manusia.

Semoga bermanfaat…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar